SELAMAT DATANG DI PORTAL AGARA ONLINE BUMI SEPAKAT SEGENAP. Ulang lupeken Pepatah Kalak Ndube, “ SEPAKAT SEGENEP KITE KEKHINE”, “LEPAS NI HAMBAT TADING NI ULIHI”

NAD KEMBALI MENGADAPI BENCANA ALAM

Banjir Bandang dan Tanah Longsor Terjang Gayo Lues
BLANGKEJEREN - Banjir bandang yang bercampur lumpur dan tanah longsor menerjang beberapa wilayah di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Sabtu malam lalu (5/12). Akibatnya, selain air dan lumpur, potongan-potongan kayu berserakan di badan Jalan Blangkejeren-Kutacane.

Setidaknya, ada enam titik di jalan tersebut yang terpotong karena dipenuhi lumpur dan tumpukan kayu. Kondisi itu membuat jalur transportasi di Gayo Lues terputus. Ingá kemarin (6/12), masih terlihat antrean kendaraan di jalan tersebut.

Banjir bandang bercampur lumpur itu juga menghancurkan beberapa rumah di Desa Pungke, Kecamatan Putri Betung. Sedangkan sebuah mobil yang melintas di jalan negara tersebut terseret banjir sampai ke dasar jurang.

Banjir bandang itu dipicu hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu sore. Tingginya curah hujan membuat sejumlah sungai di lintasan Jalan Blangkejeren-Kutacane meluap.

Hujan deras juga terjadi di daerah yang lebih tinggi. Air yang mengalir ke daratan yang lebih rendah membawa longsoran tanah, bebatuan, dan gelondongan kayu. Material tersebut menimbun badan dan membuat jalur tranportasi terputus.

Beberapa rumah di Pungke rusak karena dihantam kayu gelondongan yang terbawa air bah. Bahkan, ada rumah yang hanya tersisa fondasinya. Sedangkan mobil yang terbawa banjir sampai ke jurang sebenarnya hendak menuju Kutacane. Mengetahui ada longsor, pengemudi mobil Syarif berniat memutar balik menuju Blangkejeren.

Namun, arus deras yang membawa batu dan kayu menghantam dan mendorong mobil tersebut sampai ke jurang. Untung, Syarif dan beberapa anggota keluarganya selamat.

Banjir bandang tersebut juga meresahkan warga Dusun Ketumpun, Desa Kungke Jaya. Pasalnya, desa mereka berada tepat di bawah lokasi banjir bandang. "Kami sudah siap-siap mengungsi," tutur Herianto, salah seorang warga.

Menurut Herianto, kecemasan warga meningkat jika melihat awan hitam di atas gunung. Mereka khawatir hujan deras di puncak dan lereng gunung memunculkan banjir bandang. Dikutip : jawapos
 


ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 19.59 Kategori:

0 comments:

Posting Komentar

 

VISITOR