Sekitar 50 keluarga korban pesawat CASA 212 menggelar doa bersama di
tepi lapangan yang digunakan sebagai helipad darurat di lapangan SMP
Negeri 1 Bahorok, Sabtu (1/10/2011). Mereka berharap para penumpang
selamat dan evakuasi berjalan lancar.
Saat doa bersama itu
digelar, mereka belum tahu bahwa seluruh korban dilaporkan meninggal
dunia dalam posisi masih duduk di tempat duduknya masing-masing.
Doa bersama mereka panjatkan dengan menggunakan megaphone.
Istigfar, tahlil, dan tahmid mereka lafalkan demi keselamatan korban.
Sebagian besar dari mereka menangis dan ada juga yang histeris seperti
di alami Zulaikha, ibu dari Suhelman dan mertua dari Juli Dahlianta.
Anak Suhelman, Silvana Aisya, pun ikut menangis di pangkuan neneknya.
Yang
terpenting bagi keluarga adalah kejelasan kondisi para korban. "Saya
sendiri ikhlas seandainya keluarga kami meninggal, tetapi saat ini saya
masih yakin dia masih hidup. Saya khawatir kalau evakuasi berjalan
lambat, kondisi korban makin parah," kata Solah, satu keluarga korban.
Hingga
Sabtu siang, tiga tim diterbangkan ke lokasi jatuhnya pesawat di Bukit
Hulusekelem, sekitar 16 kilometer jarak udara dari Bahorok.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar