SELAMAT DATANG DI PORTAL AGARA ONLINE BUMI SEPAKAT SEGENAP. Ulang lupeken Pepatah Kalak Ndube, “ SEPAKAT SEGENEP KITE KEKHINE”, “LEPAS NI HAMBAT TADING NI ULIHI”

Rombongan GCF Disambut Unjuk Rasa di Agara

KUTACANE – Rombongan Governors’ Climate and Forest (GCF) Task Force Meeting 2010 di bawah pimpinan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, yang melakukan fieldtrip ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Aceh Tenggara (Agara), Sabtu (22/5) kemarin, disambut dengan aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa Perguruan Tinggi Gunung Leuser (PTGL).

Para demonstran yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Leuser (MPL), berorasi di pinggir jalan lintas Medan-Kutacane, di Desa Ketambe, Agara, yang menjadi lokasi pertemuan tim GCF itu. Mereka mengusung sejumlah poster yang berisikan kecaman dan tuntutan seputar penyelamatan hutan, termasuk menolak kunjungan rombongan GCF di bumi Sepakat Segenap itu.
Koordinator Aksi, Ahmad Ubaidi dan Zulfa Zainuddin, dalam orasinya menuntut dikembalikan pengelolaan hutan kepada masyarakat dengan segenap kearifan lokalnya. Ia menuntut negara-negara maju penghasil polusi terbesar selama ini, memberikan kompensasi kepada daerah yang mempunyai hutan secara proporsional.

Dalam orasinya, mereka juga menolak semua lembaga pemerintah dan swasta atas nama lingkungan di kawasan Leuser yang sebagian besar wilayahnya ada di Agara, karena tidak memberikan manfaat kepada masyarakat lokal yang bermukim di sekitarnya. “Hentikan penjualan isu tentang Leuser dan masyarakatnya, karena kami bukan barang dagangan,” kata mereka.

Mereka juga menambahkan, selama ini pemerintah pusat dan pemerintah provinsi tidak pernah memberikan jaminan, bagi upaya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar Leuser. “Buktinya, jalur transportasi yang menghubungkan daerah ini dengan pemerintahan terdekat pun (Medan) dan kabupaten lain, kondisinya semakin memperihatinkan,” kata mereka.

Pemerintah provinsi dan Kabupaten belum serius mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat masih menggantungkan hidupnya pada lahan Leuser dengan membukan lahan pertanian dan perkebunan. Bahkan, kunjungan para peserta GCF yang sebelumnya juga melakukan fieldtrip ke kawasan Ulu Masen, di Aceh Jaya, diperkirakan tidak akan membawa dampak bagi upaya perbaikan ekonomi masyarakat setempat.

Sebab, sebut mereka, perdagangan karbon hanyalah untuk penjajahan ekonomi, karena kita dilarang mengganggu hutan, sedangkan negara-negara maju terus merusak udara dengan produksi industri. Usai berorasi pengunjukrasa itu langsung pulang dengan mengandarai sepeda motor dan mobil pada pukul 12.30 WIB.

Selain Gubernur Irwandi Yusuf dan Bupati Agara Hasanuddin, rombongan GCF itu antara lain terdiri perwakilan-perwakilan dari Brazil, USA, California, Nigeria, Camero, dan sejumlah perwakilan negara lainnya. Mereka mengunjungi lokasi riset penelitian di Ketambe dengan menyebrangi Sungai Alas dengan perahu rakit.  Rombongan GCF yang mendarat di Bandara Alas Leuser, Kutacane, pada pukul 10.30 WIB kemarin, disambut dengan Tari Saman. Mereka selanjutnya menuju ke Ketambe dan bermalam di sini sebelum meninggalkannya pada Minggu (23/5) hari ini.

ads

Ditulis Oleh : Unknown Hari: 18.32 Kategori:

0 comments:

Posting Komentar

 

VISITOR